Supported By    supporter logo

Danau Matano


DANAU MATANO

Matano adalah danau tektonik berukuran 28 x 8 kmpersegi yang berada di ujung timur Sulawesi Selatan. Kedalamannya yang mencapai590 meter menjadikan Danau Matano sebagai danau terdalam di Indonesia dan AsiaTenggara. Danau Matano berada di dataran tinggi dengan elevasi 382 meter diatas permukaan laut. Daerah Matano dikenal sebagai area pertambangan besi dannikel. Peninggalan arkeologis menunjukkan pertambangan telah dilakukan sejakawal millennium pertama (1000 Masehi) dan terus berlangsung hingga sekarang.Kemasyhuran kualitas besi dari Danau Matano tersebar ke seantero Nusantara. Didalam naskah kuno Negara Kertagama dari abad ke-14 Masehi disebutkan berangkatnya utusan dari Majapahit ke Luwu untuk mencari bahan baku besi yang berasal dari Matano. Dalam teks kuno I La Galigo, dikenal istilah ‘Bessi toUssu’ yang bermakna besi orang Ussu atau besi Luwu. Besi dari Danau Matano memiliki ciri khas kandungan unsur nikel yang tinggi, sehingga peralatan yang dihasilkan tidak mudah rusak, patah, atau berkarat.

Situs arkeologi di Kawasan Danau Matano berada didarat dan juga bawah air. Pemukiman tertua di Matano kemungkinan berada di Rahampu’u yang berarti ‘rumah pertama’ sehingga dianggap sebagai kampung tua.Di Situs Rahampu’u arkeolog menemukan sisa tungku, pecahan wadah tembikar, dan artefak besi. Pertanggalan radiometrik (C14) menunjukkan situs ini berumur sekitar 1.000 tahun. Di desa ini juga ditemukan makam pemimpin Matano di masa lalu (Mokole) serta sisa benteng kuno. Terak besi sisa-sisa peleburan logam kuno juga dijumpai di situs Pontanoa Bangka dan Sukoiyo.

Beberapa lokasi kampung kuno kini berada di bawahair, seperti situs Pulau Ampat dan situs Pontada. Keduanya kemungkinan tenggelam karena bencana alam yang disebabkan aktivitas tektonik di masa lalu.Situs bawah air di dasar Danau Matano menunjukkan kegiatan peleburan besi yanglebih tua dari situs di daratan. Situs Pulau Ampat misalnya, berasal dari abadke-8 Masehi. Situs arkeologi di Danau Matano menunjukkan adanya perkampungan pandai besi yang telah mahir menghasilkan perkakas logam berkualitas tinggi.

Riset intensif di sekitar Danau Matano bermula darikerja sama Puslit Arkenas dengan Australian National University yang bertajuk‘The Origin of Complex Society in South Sulawesi’ pada tahun 1998. Jejakpeninggalan zaman logam kuno di dasar Danau Matano telah diteliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional sejak tahun 2016, 2018, 2019 dan 2021. Fragmen wadah dari tanah liat bakar (tembikar) dan benda logam berserakan di sejumlah lokasi,baik di dasar danau maupun di daratan sekitarnya. Para arkeolog dari Puslit Arkenas berusaha mengungkap sejak kapan dan bagaimana tradisi pengolahan logam berlangsung di Kawasan Danau Matano. Mereka pun menyimpulkan, pandai besi di Matano telah menguasai teknologi pengolahan logam yang kompleks sekitar 1.300 tahun yang lalu. Hal ini pun didukung oleh sumber daya alam sekitar yang kayaakan bijih besi dan nikel.

Sumber: Wikipedia.

Comment
Open Discussion
Copyright © . Visual Anak Negeri