Supported By    supporter logo

Hunian Prasejarah Pacitan


KAWASAN HUNIAN PRASEJARAH GUNUNG SEWU

SUGENG RAWUH, selamat datang di Kabupaten Pacitan. Begitu banyaknya situs dan peninggalan arkeologi membuat wilayah ini layaknya sebuah ibu kota di masa Prasejarah. Pacitan tidak hanya penting bagi para arkeolog sebagai kawasan paling ideal untuk merekonstruksi kebudayaan prasejarah. Wilayah ini juga menyimpan berbagai bukti evolusi lingkungan yang terjadi sejak jutaan tahun yang lalu. Silih bergantinya kondisi lingkungan terekam baik di Pacitan, diikuti oleh jejak-jejak adaptasi manusia yang menghuninya setidaknya sejak 300.000 tahun yang lalu.

 

Ada sejumlah situs arkeologi terbaik yang dapat dikunjungi di Pacitan, sebagian besar berada di Kecamatan Punung yang berlokasi sekitar 19 kilometer sebelah baratlaut Kota Pacitan. Situs-situs tersebut antara lain: Sungai Baksoka, Song Keplek, SongTerus, dan Gua Tabuhan. Semuanya telah diteliti oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1950an. Mulai tahun 1994, Puslit Arkenas melakukan penelitian kerja sama dengan Muséum National d’Histoire Naturelle(MNHN). Situs yang paling intensif diteliti dalam kerja sama tersebut yaitu Song Terus dan Gua Tabuhan. Penelitian tersebut melibatkan berbagai ahli mancanegara berlatar disiplin ilmu yang berbeda di bawah arahan Prof. Truman Simanjuntak dan Prof. François Sémah.

 

Masing-masing situs memiliki keunikannya tersendiri. Situs Sungai Baksoka mengandung artefak peninggalan Paleolitik seperti Kapak Penetak, Kapak Perimbas, Pahat Genggam,dan Kapak Genggam. Situs Song Keplek menunjukkan jejak penguburan manusia prasejarah ras Australomelanesid dan Mongolid berikut jejak kebudayaannya.Situs Song Terus menunjukkan perkembangan budaya manusia sejak 300.000 tahun lalu, beserta bukti evolusi lingkungan yang terjadi pada kala itu hingga 6.000 tahun silam. Sedangkan Gua Tabuhan menunjukkan perbengkelan Preneolitik dengan beragam tipe alat serpih dari batu rijang dan gamping selama 10.000 tahun terakhir.

Melalui Tur Virtual Situs Arkeologi masyarakat dapat mengakses dengan mudah berbagai informasi hasil riset kerja sama Puslit Arkenas dan MNHN sekaligus menikmati keindahan panorama di sekitar situs. Program ini diluncurkan oleh Puslit Arkenas sebagai bentuk layanan penyebarluasan informasi hasil riset untuk publik, khususnya para pelaku dan peserta pendidikan. Situs arkeologi merupakan salah satu destinasi pendidikan bagi publik agar dapat mengungkap kebudayaan masa lampau,memaknainya sebagai bagian dari jati diri bangsa, dan mencintai keberagaman yang telah mengakar kuat dalam sejarah Indonesia. Selamat berselancar, menembus ruang dan waktu dalam Tur Virtual Situs Arkeologi di Punung, Pacitan.

Comment
Open Discussion
Copyright © . Visual Anak Negeri