Museum Timah Indonesia


Museum Timah Indonesia

Museum Timah Indonesia – Pangkal Pinang adalah museum khusus yang menjadi pusat informasi mengenai sejarah pertambangan timah di Bangka Belitung. Pendirian gedung museum dilakukan pada tahun 1958. Sedangkan peresmian Museum Timah Indonesia – Pangkalpinang baru diadakan pada tanggal 2 Agutus 1997. Pada mulanya, museum ini hanya mengoleksi alat tambang tradisional yang berasal dari masa penjajahan Belanda. Alat-alat ini ditemukan pada saat kegiatan pertambangan selama periode tahun 1950-an. Perombakan gedung diadakan pada tahun 2010 dengan mengubah tatal etak dan desain museum yang berfokus kepada pertambangan. Kepemilikan sekaligus pengelolaannya menjadi hak PT. Timah Tbk. Gedung museum merupakan bekas rumah dinas Hooftdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW). Museum ini beralamat di Jalan Ahmad Yani Nomor 179. Sebelum perjanjian Roem-Royen terjadi,gedung museum ini merupakan tempat perundingan antara perwakilan Indonesia,utusan Komisi Tiga Negara (KTN) dan utusan pemerintah Hindia Belanda. Setelah masa kemerdekaan Indonesia, rumah ini kemudian digunakan sebagai Museum Wisma Budaya. Selanjutnya, Museum Wisma Budaya diubah menjadi Museum Timah Indonesia – Pangkalpinang pada tahun 1997. Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM. /PW.007/ MKP/2010, gedung museum dijadikan sebagai cagar budaya Pangkal Pinang. Surat keputusan ini dikeluarkan tanggal 8 Januari 2010dan dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Gedung Milik BTW saat ini difungsikan sebagai Museum Timah, dulunya berupa rumah dengan beberapa kamar di dalammya. Bangunan yang bertuliskan Househill di atas teras pintu masuk ini dulunya tampak mewah dan artistik. Namun kini telah banyak berubah,kamar-kamar telah dihilangkan menjadi ruang-ruang tanpa sekat guna menyimpan koleksi museum. Begitu pula dengan pintu masuk teras depan yang berbahan bata,kini telah diubah menjadi dinding manner. Museum Timah menyimpan koleksi peninggalan sejarah khususnya sejarah penambanqan timah di Pulau Bangka Belitung, dimulai sejak Kesultanan Palembang abad 16 M.

Sejarah

Gedung milik BTW ini pernah menjadi tempat Bung Karno dan para pemimpin Rl dalam pengasingan. Gedung ini pernah dijadikan tempat perundingan pra Roem-Royen oleh tokoh-tokoh penting, di antaranya Ir. Soekarno, Haji Agus Salim, dan pemimpin-pemimpin Indonesia yang diasingkan di Bangka. Awalnya perundingan dilangsungkan di Bukit Menumbing, Mentok lalu dipindahkan ke Pangkal Pinang (kini menjadi Museum Timah) karena perundingan juga dihadiri pejabat Komisi Tiga Negara (KTN) yang kemudian namanya diganti menjadi Komisi Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Indonesia (UNCI/L/United Nations Cornmision for Indonesia).

 

Sumber: Wikipedia dan http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2014120300041/museum-timah-indonesia.

 

 

Comment
Open Discussion
Copyright © . Visual Anak Negeri