Supported By    supporter logo

Taman Prasejarah Leang-leang


Taman Prasejarah Leang-leang 

Kars Maros-Pangkep merupakan kawasan perbukitan batu gamping yang memanjang dari utara ke selatan yaitu dari Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sampai ke Kabupaten Maros di Provinsi Sulawesi Selatan. Gugusan perbukitan kars terindah kedua di dunia ini memiliki luas lebih dari 46 ribu hektar, sekitar tiga kali luas kota Bandung di Jawa Barat. Didalam kawasan kars Maros-Pangkep inilah ditemukan bukti-bukti kehidupan manusia pada masa lalu, salah satunya berupa gambar cadas yang diterakan pada dinding gua. Pada beberapa sampel gambar cadas yang diambil untuk penentuan umur dengan memakai pertanggalan seri uranium (uranium series) didapatkan bahwa umur tertua saat ini adalah 43,9 ribu tahun yang lalu, sedangkan umur termuda adalah 17,4ribu tahun yang lalu. Gambar cadas tersebut mengilustrasikan babi (babi hutandan babi rusa), anoa, unggas, ikan, gurita, manusia, perahu, bentuk geometris,serta gambar tangan positif maupun negatif. Penggambaran babi dan gambar tangan negatif juga ditemukan pada situs-situs di kawasan kars Sangkulirang-Mangkalihat (Kalimantan Timur), Gua Uhallie dan Batti di kars Bone,dan Gua Anawai kars Matarape di Konawe Utara. Warna lukisan dinding tersebut bervariasi dari merah, merah gelap, merahoranye, serta merah keunguan. Gua-gua yang diambil sampel tersebut antara lainLeang Lompoa, Leang Jing, Leang Timpuseng, Leang Sumpang Bita dan Leang BuluSipong 4.

Sejarah penelitian gambar cadas di Maros-Pangkep,berawal dari laporan Paul and Frits Sarasin (1898), Van Stein Calensfels(1933), H.R. Van Hekereen(1933, 1936, 1937, 1950), serta riset oleh PusatPenelitian Arkeologi Nasional 1970 - 2000an oleh Prof. Soejono, Kosasih,Eriawati dkk. Studi juga dilakukan oleh Dr. R. Cecep Eka Permana mengenai gambar tangan negatif. Laporan BPCB Sulawesi Selatan tahun 2013, pada karst Maros diketahui 126 gua prasejarah dengan 82 situs gambar cadas. Survei BPCB Sulawesi Selatan 2017 menemukan 30 situs di kars Lopi-Lopi, Maros. Kerjasama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Griffith University pada 2017 menambahkan 38 situs di Maros. Balai Arkeologi Sulawesi Selatan melakukan penelitian di 15 situs pada daerah Simbang pada tahun 2018. Kerjasama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Griffith University pada bulan Juli-September 2018 mendapatkan 30 situs. Dengan demikian terdapat 245 situs gambar cadas daritotal 343 situs prasejarah yang ada di Maros-Pangkep.

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bekerjasama dengan Universitas Griffith Australia dibantu oleh Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan dan Universitas Hasanuddin masih meneliti kawasan Maros-Pangkep hingga sekarang.

Sumber: Wikipedia.


Comment
Open Discussion
Copyright © . Visual Anak Negeri